Pada tahun 1935, Stein dan Leventhal menggambarkan adanya penderita amenorea dan infertil dan disertai dengan pembesaran ovarium berikut sejumlah kista kecil di dalamnya. Pada awal 1980 an, beberapa kasus seperti diatas diketahui memiliki kaitan dengan hiperinsulinemia dan gangguan toleransi glukosa. Pada awal 1990 an, ditemukan adanya defek reseptor insulin pada penderita PCOS.
Berkaitan dengan penemuan yang ada, perhatian terhadap PCOS sekarang di pusatkan pada masalah hiperandrogenisme, hiperinsulinemia, abnormalitas kadar lemak darah dan obesitas yang memberikan dampak yang lebih luas terhadap kesehatan. Dokter harus memiliki kemampuan untuk dapat menegakkan diagnosa PCOS secara dini dan membantu agar penderitanya terhindar dari berbagai masalah kesehatan jangka panjang sebagai konsekwensi medis lanjutan dari PCOS.
Definisi PCOS
Berkaitan dengan penemuan yang ada, perhatian terhadap PCOS sekarang di pusatkan pada masalah hiperandrogenisme, hiperinsulinemia, abnormalitas kadar lemak darah dan obesitas yang memberikan dampak yang lebih luas terhadap kesehatan. Dokter harus memiliki kemampuan untuk dapat menegakkan diagnosa PCOS secara dini dan membantu agar penderitanya terhindar dari berbagai masalah kesehatan jangka panjang sebagai konsekwensi medis lanjutan dari PCOS.
Definisi PCOS
Kumpulan gejala yang ditandai dengan adanya anovulasi ( tidak keluarnya ovum / sel telur ) kronis ( yang berkepanjangan / dalam waktu lama ) disertai perubahan endokrin ( seperti : hiperinsulinemia, hiperandrogenemia ).
Etiologi
Etiologi PCOS tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sangat dipengaruhi oleh :
1. Resistensi insulin
2. Hiperandrogenemia
3. Kelainan produksi hormon gonadotropin
4. Disregulasi P450 c 17
Defek gen pembentuk P450 c 17, yang mengkode aktivitas 17 – hidroksilase
dan 17,20 - lyase.
5. Genetik.
Ada kecenderungan penurunan sifat secara autosomal dominan.
Penyebab Gejala Dan Keluhan PCOS
Penyebab Gejala Dan Keluhan PCOS
disebabkan oleh adanya perubahan hormonal. Satu hormon merupakan pemicu bagi hormon lainnya. Hal ini akan menimbulkan lingkaran setan dari suatu gangguan keseimbangan hormonal dalam sistem endokrin.
Gangguan tersebut antara lain adalah :
a. Hormon ovarium.
Bila kadar hormon pemicu ovulasi tidak normal maka ovarium tidak akan
melepaskan sel telur setiap bulan. Pada beberapa penderita, dalam ovarium
terbentuk kista - kista kecil yang menghasilkan androgen.
b. Kadar androgen yang tinggi.
Kadar androgen yang tinggi pada wanita menyebabkan timbulnya jerawat
dan pola pertumbuhan rambut seperti pria serta terhentinya ovulasi.
c. Kadar insulin dan gula darah yang meningkat.
Sekitar 50% tubuh penderita PCOS bermasalah dalam penggunaan insulin
yaitu mengalami resistensi insulin. Bila tubuh tidak dapat menggunakan
insulin dengan baik maka kadar gula darah akan meningkat. Bila keadaan
ini tidak segera diatasi, maka dapat terjadi diabetes kelak dikemudian hari.
Gejala
Gejala
Gejala PCOS cenderung terjadi secara bertahap. Awal perubahan hormon yang menyebabkan PCOS terjadi pada masa remaja setelah menarche. Gejala akan menjadi jelas setelah berat badan meningkat pesat.
1, Gejala PCOS awal
a. Jarang atau tidak pernah mendapat haid.
Setiap tahun rata-rata hanya terjadi kurang dari 9 siklus haid ( siklus haid
lebih dari 35 hari ). Beberapa penderita PCOS dapat mengalami haid setiap
bulan namun tidak selalu mengalami ovulasi.
b. Perdarahan haid tidak teratur atau berlebihan.
Sekitar 30% penderita PCOS memperlihatkan gejala ini.
c. Rambut kepala rontok dan rambut tubuh tumbuh secara berlebihan.
Kerontokan rambut dan pertumbuhan rambut berlebihan di muka, dada,
perut ( hirsuitisme ) disebabkan oleh kadar androgen yang tinggi.
d. Pertumbuhan jerawat.
Pertumbuhan jerawat disebabkan pula oleh kadar androgen yang tinggi.
e. Depresi.
Perubahan hormon dapat menyebabkan gangguan emosi.
2. Gejala PCOS lanjut
2. Gejala PCOS lanjut
a. Berat badan meningkat atau obesitas terutama pada tubuh bagian atas
( sekitar abdomen dan pinggang ).
Gejala ini disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen.
b. Kerontokan rambut dengan pola pria atau penipisan rambut kepala
( alopesia ).
Gejala ini disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen.
c. Abortus berulang.
Penyebab hal ini tidak diketahui dengan jelas. Abortus mungkin berkaitan
dengan tingginya kadar insulin, ovulasi yang terhambat atau masalah
kualitas sel telur atau masalah implantasi pada dinding uterus.
d. Sulit mendapatkan kehamilan ( infertile ) oleh karena tidak terjadi ovulasi.
e. Hiperinsulinemia dan resistensi insulin yang menyebabkan obesitas tubuh
bagian atas, perubahan kulit dibagian lengan, leher atau pelipatan paha
dan daerah genital.
f. Masalah gangguan pernafasan saat tidur ( mendengkur ).
Keadaan ini berhubungan dengan obesitas dan resistensi insulin.
g. Nyeri panggul kronis ( nyeri perut bagian bawah dan panggul ).
h. Tekanan darah tinggi seringkali ditemukan pada penderita PCOS.
Permasalahan Dalam PCOS
1. Masalah reproduksi
Gangguan keseimbangan hormonal akibat PCOS menyebabkan terjadinya sejumlah permasalahan dalam kehamilan dan masalah kesehatan reproduksi lain :
a. Infertilitas
b. Abortus berulang
c. Diabetes gestasional
d. Hipertensi dalam kehamilan dan atau persalinan dengan segala akibatnya
( pre eklampsia / eklampsia, bayi kecil masa kehamilan, persalinan preterm )
e. Hiperplasia endometrium ( lesi prakanker ).
Keadaan ini terjadi bila siklus haid tidak berlangsung secara teratur
sehingga terjadi “ penumpukan ” endometrium. Penggunaan pil
kontrasepsi diharapkan dapat menurunkan kejadian hiperplasia
endometrium.
f. Karsinoma endometrium.
Resiko meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan yang bukan penderita
PCOS. Menjelang menopause, sebagian penderita memperlihatkan pola haid
yang lebih teratur. Tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat
terjadi. Meskipun demikian, riwayat PCOS masih tetap akan meningkatkan
resiko hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan karsinoma endometrium.
2. Masalah insulin dan metabolisme gula
2. Masalah insulin dan metabolisme gula
Insulin adalah hormon yang diperlukan oleh sel untuk mendapatkan energi dari glukosa. Namun kadang-kadang sel tidak menunjukkan respon yang memadai terhadap aktivitas insulin. Keadaan ini disebut sebagai resistensi insulin. Resistensi insulin menyebabkan kenaikan kadar gula darah dan diabetes. Lebih dari 40 % penderita PCOS menunjukkan adanya resistensi insulin, dan lebih dari 10 % diantaranya akan menderita diabetes melitus tipe 2 saat berusia sekitar 40 tahun. Kadar insulin juga meningkat pada penderita resistensi insulin. Kadar insulin yang tinggi seperti ini dapat meningkatkan kadar hormon pria sehingga keluhan PCOS menjadi semakin parah.
Masalah kesehatan akibat resistensi insulin :
a. Hipertensi
b. Kadar trigliserida meningkat
c. Kadar kolesterol HDL rendah
d. Kadar gula darah meningkat
e. Peningkatan timbunan lemak tubuh ( terutama di bagian perut )
3. Masalah jantung dan pembuluh darah
Diperkirakan bahwa tingginya kadar insulin pada penderita PCOS memperburuk masalah jantung dan pembuluh darah.
Masalah tersebut antara lain :
a. Artherosclerosis ( pengerasan arteri ).
b. Penyakit arteri koroner dan serangan jantung.
Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa kemungkinan serangan jantung
meningkat 7 kali lipat pada penderita PCOS.
c. Hipertensi.
d. Hiperkolesterolemia.
e. Stroke.
4. Masalah gangguan pernafasan saat tidur ( mendengkur )
“ Obstructive Sleep Apnea ” berkaitan erat dengan obesitas dan resistensi insulin.
Faktor Risiko PCOS
Faktor risiko utama terjadinya PCOS adalah riwayat PCOS dalam keluarga. Diperkirakan terdapat kombinasi genetik dalam kejadian PCOS. Bila dalam satu keluarga terdapat penderita PCOS maka kemungkinan terjadinya PCOS adalah 50 %. PCOS dapat diturunkan dari pihak bapak atau ibu kepada anaknya. Riwayat keluarga dengan Diabetes diperkirakan juga akan meningkatkan resiko terjadinya PCOS oleh karena ada hubungan yang sangat kuat antara kejadian diabetes dan PCOS. Saat sekarang sedang dilakukan penelitian kearah ini.
Penggunaan obat anti kejang tertentu juga diperkirakan akan meningkatkan resiko terjadinya PCOS.
Tanda-tanda yang harus diwaspadai remaja wanita ( dianjurkan konsultasi ke dokter ) :
a. Sampai usia 14 tahun masih belum mendapatkan haid dan terjadi
pertumbuhan rambut di dada, punggung atau muka ( hirsuitisme )
b. Sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid atau 2 tahun setelah
tumbuhnya payudara dan rambut pubis.
c. Memperoleh haid kurang dari 8 kali dalam waktu 1 tahun dan sudah
memperoleh haid selama 2 tahun.
d. Jerawat yang berlebihan, rambut kepala rontok, pertumbuhan rambut
berlebihan di dada, punggung atau muka.
e. Siklus haid kurang dari 21 hari atau lebih dari 45 hari secara terus menerus.
f. Terdapat gejala diabetes, seperti mudah haus dan buang air kecil (
khususnya malam hari ), rasa lapar meningkat, penurunan berat
badan secara mendadak, pandangan kabur atau gangguan sensorik pada
telapak tangan atau kaki.
g. Tumbuh jerawat berlebihan, kulit berminyak, acrochordon pada daerah
leher, acanthosis nigricans pada lipatan kulit di leher, lipat paha atau
sisi dalam lengan.
Tanda-tanda yang harus diwaspadai Seorang wanita pada masa reproduksi ( 20 – 40 tahun ) ( dianjurkan konsultasi ke dokter ) :
Tanda-tanda yang harus diwaspadai Seorang wanita pada masa reproduksi ( 20 – 40 tahun ) ( dianjurkan konsultasi ke dokter ) :
a. Siklus haid secara terus menerus kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari.
b. Siklus haid teratur namun terjadi kesulitan hamil setelah berusaha selama
satu tahun.
c. Perdarahan pervagina berlangsung lebih dari 8 hari, bergumpal atau terjadi
bercak perdarahan berlebihan.
d. Nyeri panggul berlangsung lebih dari 4 minggu.
e. Pertumbuhan rambut berlebihan pada daerah dada, punggung atau muka.
f. Terdapat gejala diabetes, seperti mudah haus dan buang air kecil (
khususnya malam hari ), rasa lapar meningkat, penurunan berat badan
secara mendadak, pandangan kabur atau gangguan sensorik pada telapak
tangan atau kaki.
g. Tumbuh jerawat berlebihan, kulit berminyak, acrochordon pada daerah
leher, acanthosis nigricans pada lipatan kulit di leher, lipat paha atau sisi
dalam lengan.
h. Depresi atau gangguan emosi.
i. Kenaikan berat badan bagian atas dimana lemak abdomen lebih banyak
dibandingkan lemak pinggul atau dikenal dengan obesitas android yang
berkaitan dengan peningkatan kadar hormon seksual pria ( testosterone ).
Komplikasi PCOS Jangka Panjang :
Komplikasi PCOS Jangka Panjang :
1. Diabetes Melitus tipe 2
2. Dislipidemia
3. Kanker endometrium
4. Hipertensi
5. Penyakit kardiovaskular
6. Gestational DM
7. Pregnancy - induced hypertension (PIH)
8. Kanker ovarium
9. Kanker payudara
Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa PCOS diperlukan sejumlah pemeriksaan antara lain anamnesa yang cermat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan ultrasonografi.
1. Anamnesa
a. Riwayat medis mengenai keluhan yang dirasakan penderita.
b. Pertanyaan mengenai perubahan berat badan, perubahan kulit, rambut dan
siklus haid.
c. Pertanyaan mengenai masalah kesuburan.
d. Pertanyaan mengenai riwayat keluarga yang menderita PCOS atau diabetes.
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan kesehatan secara umum termasuk tekanan darah, berat dan
tinggi badan ( menentukan BMI - Body Mass Index ).
b. Pemeriksaan tiroid, kulit, rambut, payudara.
c. Pemeriksaan bimanual untuk melihat kemungkinan adanya pembesaran
ovarium.
3. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan laboratorium
a. hCG untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan.
b. Testosteron dan androgen. Kadar tinggi dari Androgen akan menghambat
terjadinya ovulasi dan menyebabkan jerawat, pertumbuhan rambut secara
berlebihan dan kerontokan rambut kepala.
c. Prolaktin yang mempengaruhi siklus haid dan fertilitas.
d. Kolesterol dan trigliserida.
e. Pemeriksaan untuk fungsi ginjal dan hepar dan pemeriksaan gula darah.
f. Pemeriksaan TSH ( Thyroid Stimulating Hormon ) untuk menentukan
aktivitas tiroid.
g. Pemeriksaan hormon adrenal, DHEA - S ( Dehiydroepiandrosteron Sulfat )
atau 17 – hydroxyprogesteron. Gangguan kelenjar adrenal dapat
menimbulkan gejala seperti PCOS.
h. Pemeriksaan OGTT - oral glucosa tolerance test dan kadar insulin untuk
menentukan adanya resistensi insulin.
4. Pemeriksaan ultrasonografi
4. Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan ulttrasonografi pelvis dapat menemukan adanya pembesaran satu atau kedua ovarium. Namun yang perlu diingat bahwa pada PCOS tidak selalu terjadi pembesaran ovarium sehingga diagnosa PCOS dapat diduga tanpa harus melakukan pemeriksaan ultrasonografi terlebih dulu.
Terapi
1. Terapi awal
Langkah pertama dalam penatalaksanaan PCOS adalah melakukan olahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat dan menghentikan kebiasaan merokok. Ini merupakan pilihan utama terapi dan bukan sekedar menghasilkan perubahan gaya hidup. Terapi tambahan tergantung pada keluhan penderita dan apakah dokter merencanakan agar penderita dapat memperoleh kehamilan.
a. Bila penderita memiliki berat badan berlebihan, menurunkan sedikit berat
badan sudah sangat membantu dalam menjaga keseimbangan hormonal
sehingga siklus haid menjadi teratur dan terjadi ovulasi. Olah raga teratur
dan melakukan diet untuk menurunkan berat badan merupakan langkah
utama dan sangat penting bagi penderita bila menghendaki kehamilan.
b. Bila penderita memilki kebiasaan merokok, hendaknya kebiasaan ini segera
dihentikan. Perlu diketahui bahwa merokok dapat meningkatkan kadar
androgen. Selain itu kebiasaan merokok akan meningkatkan resiko
terjadinya penyakit jantung.
c. Bila penderita menghendaki kehamilan dan penurunan berat badan saja
tidak dapat memperbaiki fertilitas, maka diperlukan pemberian obat untuk
menurunkan insulin. Dengan menurunkan berat badan, kesempatan untuk
ovulasi dan kehamilan meningkat. Terapi dengan pemicu ovulasi dapat pula
menyebabkan terjadi ovulasi.
d. Bila penderita menghendaki kehamilan, dokter dapat pula menggunakan
terapi hormonal untuk membantu pengendalian hormon ovarium. Untuk
memperbaiki masalah siklus haid, terapi dengan pil kontrasepsi oral dapat
mencegah agar lapisan endometrium tidak terlalu lama menebal. Hal ini
dapat mencegah terjadinya karsinoma endometrium. Terapi hormonal juga
dapat mengatasi pertumbuhan rambut berlebihan dan jerawat. Terapi
hormon dapat berupa pil kontrasepsi oral, patches atau cincin vagina.
Kadang-kadang digunakan pula obat penurun androgen ( spironolakton
= aldactone ) yang biasa diberikan bersama dengan pil kontrasepsi oral
kombinasi estrogen - progestin.Terapi kombinasi ini diperlukan untuk
mengatasi kerontokan, jerawat dan pertumbuhan rambut berlebihan.
Terapi hormon tidak dapat menurunkan resiko terhadap jantung, tekanan
Terapi hormon tidak dapat menurunkan resiko terhadap jantung, tekanan
darah, kolesterol dan resiko diabetes. Inilah sebabnya, mengapa olah raga
dan diet yang sehat tetap merupakan kunci utama dalam pengobatan PCOS.
2. Terapi tambahan untuk mengatasi masalah rambut dan kulit
2. Terapi tambahan untuk mengatasi masalah rambut dan kulit
Terapi lain untuk PCOS antara lain :
a. Menghilangkan rambut dengan sinar laser, elektrolisis, waxing, tweezing
atau kimiawi.
b. Mengatasi masalah pada kulit. Obat jerawat topikal atau per oral dapat
diperoleh secara bebas. Pengangkatan “ skin tag ” tidak perlu dilakukan
kecuali bila menyebabkan iritasi.
3. Terapi Mandiri
3. Terapi Mandiri
Terapi mandiri dapat membantu penderita dalam mengatasi gejala dan keluhan yang ada serta mengelola hidup secara sehat.
Pengendalian dan penurunan berat badan
dapat menurunkan resiko terjadinya diabetes, hipertensi dan hiperkolesterolemia. Penurunan berat badan yang tidak terlalu drastis dapat mengatasi kadar androgen dan kadar insulin serta infertiliti. Penurunan berat badan sebesar 5 – 7% dalam waktu 6 bulan sudah dapat menurunkan kadar androgen sedemikian rupa sehingga ovulasi dan fertilitas menjadi pulih pada 75% kasus PCOS.
a. Penurunan berat badan.
Memperoleh berat badan yang ideal akan memperbaiki kesehatan penderita
dan dapat mengatasi masalah kesehatan jangka panjang. Meningkatkan
aktivitas dan makan makanan sehat merupakan kunci pengendalian berat
badan.
b. Olah raga.
Penderita diharap untuk menjadikan olah raga teratur sebagai bagian
Penting dalam kehidupannya. Berjalan kaki merupakan aktivitas yang
paling baik dan sederhana yang dapat dengan mudah dikerjakan.
c. Makanan sehat dan gizi seimbang
Yang terdiri dari kombinasi buah dan sayuran, produk makanan kecil
Berkalori rendah yang dapat memuaskan nafsu makan dan menngatasi
kebiasaan makan kecil.
d. Pertahankan berat badan yang sehat.
e. Hentikan kebiasaan merokok.
4. Terapi Medikamentosa
a. Pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin digunakan pada penderita
dengan haid tidak teratur atau amenorea.
Terapi ini membantu mengatasi jerawat, pertumbuhan rambut berlebihan
dan kerontokan rambut. Progestin diperlukan agar terjadi pertumbuhan dan
pengelupasan endometrium secara teratur seperti yang terjadi pada haid.
Pengelupasan endometrium yang terjadi setiap bulan dapat mencegah
karsinoma uterus. Pil kontrasepsi YASMIN merupakan pil yang ideal
untuk kasus PCOS oleh karena mengandung progestin yang disebut
drospirenon yang memiliki sifat anti androgen.
b. Progestin sintetis.
b. Progestin sintetis.
Bila penderita tidak dapat menggunakan hormon estrogen maka penggunaan
progestin yang dapat digunakan adalah yang tidak meningkatkan kadar
androgen dan baik untuk penderita PCOS yaitu : norgestimate, desogestrel
dan drospirenon. Efek samping yang mungkin terjadi : nyeri kepala, retensi
air dan perubahan emosi.
Catatan :
Sejumlah progestin menyebabkan peningkatan kadar androgen. Terdapat 3
jenis progestin yang tidak meningkatkan kadar adrogen dan sangat baik bila
digunakan pada kasus PCOS.
c. Diuretik.
c. Diuretik.
Spironolaktone yang dapat menurunkan androgen ( Aladactone ) diberikan
bersama dengan pil kontrasepsi kombinasi. Terapi ini dapat mengatasi
kerontokan rambut, pertumbuhan jerawat dan rambut abnormal
( hirsuitisme )
d. Metformin ( Glucophage ).
d. Metformin ( Glucophage ).
Obat diabetes ini digunakan untuk mengendalikan insulin, gula darah dan
androgen. Obat ini menurunkan resiko diabetes dan penyakit jantung serta
memulihkan siklus haid dan fertilitas.
Catatan :
Metformin nampaknya sangat bermanfaat untuk mengatasi gejala yang
terjadi pada PCOS. Metformin dapat memperbaiki derajat fertilitas,
menurunkan kejadian abortus, dan diabetes gestasional serta mencegah
terjadinya masalah kesehatan jangka panjang.Penggunaan metformin
pada masa kehamilan masih merupakan kontroversi meskipun resiko
nampaknya sangat kecil. Metformin oleh FDA dimaksudkan untuk
mengatasi diabetes sehingga penggunaannya pada kasus PCOS harus
dibahas secara rinci.
e. Klomifen sitrat dan injeksi gonadotropin ( LH dan FSH ).
e. Klomifen sitrat dan injeksi gonadotropin ( LH dan FSH ).
Klomifen sitrat dapat diberikan bersama dengan metformin bila metformin
dapat memicu terjadinya ovulasi. Kombinasi kedua jenis obat ini akan
memperbaiki kerja dari klomifen sitrat.
f. Eflomithine ( Vaniqa ) adalah krim yang dapat menghambat pertumbuhan
f. Eflomithine ( Vaniqa ) adalah krim yang dapat menghambat pertumbuhan
rambut dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
5. Terapi Pembedahan
5. Terapi Pembedahan
Terapi pembedahan kadang-kadang dilakukan pada kasus infertilitas akibat PCOS yang tidak segera mengalami ovulasi setelah pemberian terapi medikamentosa. Melalui pembedahan, fungsi ovarium di pulihkan dengan mengangkat sejumlah kista kecil.
Alternatif tindakan :
a. “Wedge Resection” , mengangkat sebagian ovarium.
Tindakan ini dilakukan untuk membantu agar siklus haid menjadi teratur
dan ovulasi berlangsung secara normal. Tindakan ini sudah jarang
dikerjakan oleh karena memiliki potensi merusak ovarium dan
menimbulkan jaringan parut.
b. “ Laparoscopic Ovarian Drilling ” , merupakan tindakan pembedahan
untuk memicu terjadinya ovulasi pada penderita PCOS yang tidak
segera mengalami ovulasi setelah menurunkan berat badan dan
memperoleh obat-obat pemicu ovulasi.
Pada tindakan ini dilakukan eletrokauter atau laser untuk merusak
sebagian ovarium. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa
dengan tindakan ini dilaporkan angka ovulasi sebesar 80% dan angka
kehamilan sebesar 50%. Wanita yang lebih muda dan dengan BMI
dalam batas normal akan lebih memperoleh manfaat melalui tindakan ini.
izin share bunda, saya sedang menulis artikel tentang PCOS ini !
BalasHapus